Jumat, Desember 12, 2008

Tambahan defisit APBN 2009 belum diputuskan

JAKARTA (Bisnis.com): Pemerintah belum memutuskan besaran penambahan defisit APBN 2009 kendati perekonomian Indonesia mulai melambat dan membutuhkan stimulus lebih besar.


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan pemerintah tidak akan menggagalkan rencana memperlebar defisit APBN 2009 yang dipatok 1%. Namun, dia belum bisa memastikan besar penambahannya karena pemerintah masih perlu mengamati kondisi perekonomian tahun depan untuk mengubah komposisi APBN.

"Kemungkinan itu [memperlebar defisit] tidak kita anulir. Seandainya kondisi ekonomi berubah sangat signifikan, maka bisa saja struktur APBN diubah," jelasnya seusai membuka Forum Desentralisasi Ekonomi, hari ini.

Menurut dia, defisit bisa saja diperlebar dalam rangka menjaga stabilitas perekonomian dalam negeri, tetapi harus jelas sumber pembiayaannya. Selain itu, pemerintah juga masih harus mengamati kapasitas APBN 2009 dan optimalisasi penyerapan anggarannya. "Tentu tetap akan dibahas dengan DPR. Nanti kita akan lihat, karena dari sisi penerimaan negara kalau aktivitas ekonomi menurun, kemungkinan target penerimaan turun otomatis defisitnya akan tinggi kalau kita tidak potong belanjanya."

Akan tetapi, ujarnya, memotong anggaran belanja merupakan opsi terakhir yang akan dilakukan pemerintah agar transfer daerah ataupun anggaran kementerian dan lembaga tidak terganggu penyerapannya. "Jadi kalau tidak terpaksa sekali kita tidak akan memotong anggaran."

Dia mengatakan defisit yang terlalu besar dikhawatirkan akan membengkakkan ongkos pembiayaan melalui surat utang negara (SUN). Dia mencontohkan defisit tahun ini yang awalnya dipatok 2,1% dalam APBN-P 2008, ternyata realisasinya diproyeksikan lebih rendah hanya 1,5%. Untuk itu, perlu pertimbangan yang cermat untuk menetapkan besaran yang ideal untuk tahun depan.

"Jadi kalau kita desain defisit besar tetapi tidak bisa terealisasi itu menimbulkan ongkos pada negara untuk membiayainya karena saya harus mengeluarkan SUN dan lain-lain yang belum tentu bisa diserap. Nanti itu menjadi waste atau mubazir," ucapnya.(yn)

Tidak ada komentar: