Senin, Februari 16, 2009

Ekonomi RI Mulai Melambat, Kuartal IV Hanya Tumbuh 5,2%

Senin, 16/02/2009

Jakarta - Perekonomian Indonesia mulai melambat dan selama tahun 2008 tumbuh sebesar 6,1%. Tanpa memasukkan pertumbuhan sektor migas, maka perekonomian Indonesia 2008 mencapai 6,5%.

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komunikasi, pengangkutan 16,7%, sementara terendah adalah pertambangan dan pergalian 0,5%.

Demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan dalam konferensi pers di kantornya, Jalan DR Sutomo, Jakarta, Senin (16/2/2009).

"Satu hal yang ingin saya sampaikan, tema kita adalah pertumbuhan ekonomi kita melambat. Kuartal IV secara year on year memang jauh di bawah 6%. Gejala-gejala perlambatan sudah terlihat dari rilis-rilis sebelumnya, ekspor kita melambat bahkan negatif," urainya.

Untuk pertumbuhan ekonomi selama kuartal IV-2008 tercatat minus 3,6% secara q to q dan 5,2% secara year on year.
"Kenapa minus? Ini tidak surprise, karena dalam 3 tahun terakhir memang triwulan IV itu selalu kontraksi terhadap triwulan III. Jadi ini bukan hal yang luar biasa. Tahun 2007 dan 2006 sama pengalamannya. Kenapa? Karena ada siklus terutama di pertanian terutama padi, bukan musim panen. Industri juga sebetulnya kontraksi," urai Rusman.

"Tetapi persoalannya, karena krisis ekonomi sudah menjalar ke Indonesia, kontraksi yang dialami jauh lebih dalam," tambah Rusman.

Ia mengungkapkan, pada kuartal IV-2006 juga terjadi kontraksi 1,85%, dan tahun 2007 kontraksi 2,5%. Rusman menambahkan, industri juga mengalami kontraksi pada kuartal IV, dibandingkan kuartal III-2008. Ia juga menekankan pada triwulan IV-2008, krisis sudah mulai berdampak ke Indonesia yang terlihat pada angka ekspor.

Negara yang ekonominya ditunjang ekspor, semuanya tidak ada yang mengatakan pertumbuhan ekonominya positif. "Tapi Indonesia masih lebih baik daripada negara lain," kata Rusman.

Departemen Keuangan (Depkeu) sebelumnya mencatat pertumbuhan ekonomi 2008 sebesar 6,2 persen seiring terjadinya perlambatan di kuartal IV-2008. Namun angka tersebut berarti lebih rendah dibandingkan asumsi dalam APBNP 2008 sebesar 6,4%.

www.detikfinance.com

Tidak ada komentar: